Jambore Santri Tangguh Bencana: LPBI PCNU Jombang Siapkan Generasi Muda Hadapi Bencana

Jombang, KOMPASGRUPS.com - Dengan meningkatnya frekuensi bencana longsor dan banjir di kawasan kota santri, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PCNU Jombang telah mengadakan Jambore Santri Tangguh Bencana (Jamsena).Kegiatan ini merupakan kegiatan rangkaian dari Harlah 102 NU  berlangsung di Pusat Latihan Brimob Polda Jawa Timur, Kecamatan Bareng, mulai hari Jumat (31/1/2025) hingga Sabtu (1/2/2025).

Jambore Santri Tangguh Bencana, yang dikenal sebagai JAMSENA, merupakan rangkaian acara dalam rangka peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama yang ke-102. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU Jombang, dengan melibatkan semua siswa tingkat Aliyah, SMA, dan SMK di Kabupaten Jombang. JAMSENA melibatkan berbagai lembaga, termasuk Kementerian Agama, Dinas Cabang Dinas Provinsi Jawa Timur untuk SMA/SMK, dan LP Ma’arif dari NU.

Ketua LPBI PCNU Jombang,Khoirul Hasyim, menjelaskan bahwa tujuan dari Jamsena adalah memperkenalkan berbagai aspek terkait kebencanaan dan keselamatan diri kepada generasi muda yang masih bersekolah di tingkat menengah atas. 

Beberapa agenda yang diselenggarakan dalam kegiatan ini mencakup pelatihan kesehatan di lapangan, yang berbentuk tinjauan medis dalam situasi darurat kebencanaan. Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan dapur umum, praktikum asesmen kualitas air, dan pemanfaatan air hujan. 

Kegiatan ini menggandeng BPBD untuk memberikan pengetahuan tentang risiko kebakaran dan mitigasi bencana alam. Praktisi di bidang kesehatan juga dilibatkan untuk memberikan materi tentang penanganan kesehatan dan dampak pasca-bencana, serta praktek pengelolaan residu dan sampah agar tidak mencemari lingkungan dan memiliki nilai ekonomi"ungkap Hasyim"

Salah satu tujuan diadakannya JAMSENA adalah untuk mengukuhkan deklarasi santri tangguh di akhir kegiatan. Setiap peserta akan bergabung dalam komunitas peduli lingkungan dan bencana. Dengan demikian, ketika terjadi keadaan darurat kebencanaan, para santri tidak hanya dapat menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga menjadi pelopor dalam menyelamatkan masyarakat sekitar.

Melalui JAMSENA, para santri diajarkan tentang kebencanaan dan pentingnya menjaga lingkungan, serta menghadapi perubahan iklim. Diharapkan, generasi muda ini dapat lebih peduli terhadap keadaan lingkungan dan berkontribusi dalam pelestarian alam serta pengelolaan sumber daya air. Upaya untuk mengurangi pencemaran, termasuk dari residu dan sampah, menjadi salah satu fokus penting agar generasi mendatang dapat bertanggung jawab terhadap keberlangsungan ekosistem dan perubahan iklim."tegas Hasyim."

Kegiatan JAMSENA ini merupakan langkah awal dalam membentuk santri tangguh bencana. Setelah acara ini, kami akan melanjutkan program ke madrasah atau pangkalan masing-masing dengan membentuk Madrasah Tanggung Bencana. Dengan adanya pendidikan berbasis pesantren ini, diharapkan santri mampu menjadi pelopor dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan bencana alam, termasuk dalam pengelolaan sampah dan sumber daya air, serta membantu sesama saat terjadi bencana. (Zafin)

Posting Komentar

0 Komentar