Kirab Budaya dan Umbul Dungo Warnai Malam 10 Suro di Petirtaan Sumberbeji, Jombang: Satu Tujuan dalam Doa dan Tradisi

Jombang,KOMPASGRUPS.com-Suasana khidmat dan penuh makna menyelimuti kawasan Petirtaan Sumberbeji, Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (5/7/2025) sore. Banyak warga dan pegiat budaya dari berbagai daerah hadir untuk mengikuti kirab budaya, umbul dungo, dan jamasan pusaka, sebuah tradisi yang digelar rutin setiap malam 10 Suro.

Acara ini diawali pukul 14.00 WIB dengan kirab budaya yang dimulai dari desa di utara lokasi Petirtaan Sumberbeji. Ratusan peserta dengan penuh semangat membawa bendera merah putih sepanjang 170 meter, yang menjadi simbol “satu tujuan”, mengacu pada filosofi Bung Karno tentang angka 17 yang melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kirab bendera ini diikuti sekitar 200 orang, terdiri dari masyarakat sekitar dan pegiat budaya dari berbagai wilayah di Jawa Timur. Mereka berjalan dengan tertib dan khidmat menyusuri rute sejauh kurang lebih 1 kilometer dari titik start hingga finish di area Petirtaan Sumberbeji.

Acara yang dipimpin oleh Ketua Panitia Sarif Hidayatullah ini juga dihadiri oleh berbagai komunitas budaya dari luar Jombang. Di antaranya hadir perwakilan dari Pasopati Surabaya, Safe Trowulan, Lamongan, Brangkal, Malang, Kediri, serta masyarakat setempat yang antusias meramaikan prosesi. Turut hadir pula Tim Ahli Cagar Budaya Jombang, Nasrul Ilah (Pak Nas), yang selalu mendukung pelestarian situs bersejarah ini.
Tradisi yang sudah berlangsung sejak tahun 2022 ini selalu dilaksanakan pada malam 10 Suro, di kawasan Petirtaan Sumberbeji, sebuah situs bersejarah yang diyakini memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi. Tahun 2025 ini merupakan penyelenggaraan yang keempat kalinya.

Acara ini bukan sekadar kirab budaya, tetapi juga menjadi momentum refleksi dan penghormatan terhadap leluhur serta para pahlawan bangsa. Filosofi “satu tujuan” yang diusung melalui bendera sepanjang 170 meter mengingatkan semua pihak untuk tetap menjaga persatuan dan semangat nasionalisme. Doa lintas agama yang digelar dalam umbul dungo juga menjadi wujud syukur kepada Tuhan atas karunia alam dan sejarah yang diwariskan.

Setelah kirab bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan, acara dilanjutkan dengan umbul dungo, yang menjadi inti acara berupa doa bersama lintas agama untuk keselamatan dan kemakmuran bangsa. Kemudian dilaksanakan pula pembagian air dari Sumberbeji kepada peserta sebagai simbol keberkahan. Prosesi diakhiri dengan jamasan pusaka, kirab tumpeng, dan kirab bendera sebagai penghormatan terhadap tradisi dan warisan budaya.

Acara yang terbuka untuk umum ini juga mengajak peserta mengenakan baju adat sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya Nusantara.

Melalui kegiatan ini, panitia bersama komunitas Perkumpulan Pelestari Cagar Budaya Sumberbeji menegaskan komitmen untuk terus melestarikan Situs Petirtaan Sumberbeji sebagai pusaka warisan leluhur yang harus dijaga dan disyukuri.

Tradisi kirab budaya dan umbul dungo di Sumberbeji menjadi salah satu bukti nyata bahwa kearifan lokal dan semangat persatuan masih hidup di tengah masyarakat, sekaligus sebagai sarana edukasi budaya bagi generasi muda.(Zafin)

Posting Komentar

0 Komentar