Gresik, KOMPASGRUPS.com-Puluhan walimurid calon siswa baru atau warga setempat, mengeluhkan proses penerimaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili, di SMAN 1 Driyorejo, Gresik. Meski rumah mereka sangat dekat dengan sekolah, anak-anak mereka justru tidak diterima. Siswa yang dari luar wilayah malah banyak yang diterima.
“Rumah saya hanya beberapa ratus meter dari sekolah, tapi anak saya tidak diterima. Sementara yang rumahnya jauh malah masuk. Saya ini asli berdomisili di sini, sejak kecil,” keluh salah satu wali murid.
Pada (5/7), sejumlah orang tua geruduk lingkungan sekolah. Ketidak transparanan sistem penerimaan siswa ini menjadi stigma buruk masyarakat
“Domisili itu warga yang bertempat tinggal di daerah terdekat, bukan nilai. Meski di draf pendaftaran itu ada ketentuan jarak, namun kalau domisili itu yang diprioritaskan warga setempat ,” ujar wali murid lainnya. Senin)7/7/2025).
Para orang tua murid siap mengerahkan massa lebih besar jika pihak sekolah tidak memberikan kejelasan.
“Kami akan lakukan demo lagi bersama warga lain. Ini sudah sangat merugikan anak-anak kami,” tegas salah satu koordinator.
Melihat fenomena ini ketua umum LSM Forum Pembela Suara Rakyat (FPSR) Aris Gunawan, menilai bahwa dalam penerimaan murid baru di lembaga tersebut terindikasi ada jual beli nomor registrasi pendaftaran.
“Kalau benar siswa yang rumahnya dekat tidak diterima, sementara yang jauh lolos, maka ini jelas pelanggaran. Kami mendengar bahwa ada dugaan praktik jual beli antara walimurid yang beruang dengan panitia SPMB, informasi ini akan kita gali kebenarannya, kalau benar adanya akan kita laporkan ke APH," kata Aris.
Dikatakan Aris,“ kami akan laporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan Provinsi maupun Aparat Penegak Hukum (APH) jika perlu. Sekolah negeri bukan milik kelompok tertentu, apalagi jika praktiknya merugikan hak masyarakat,” pungkas Aris Gunawan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Driyorejo, Alif Hanifah, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon belum memberikan tanggapan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak sekolah.(Tim)
0 Komentar