BANYUWANGI,KOMPASGRUPS.com-Maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Banyuwangi menjadi sorotan serius dalam Seminar Narkotika yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banyuwangi, Komisariat Abdurrahman Wahid Universitas Islam Ibrahimy (UII) Banyuwangi, Rabu (28/5/2025). Seminar bertajuk “Peran Pemuda Dalam Mengatasi Maraknya Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Banyuwangi” berlangsung di Auditorium KHR. As’ad Syamsul Arifin di kampus setempat dimulai sejak pukul 09.00 hingga lewat tengah hari.
Acara yang menghadirkan berbagai narasumber dari institusi strategis ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang aspek yuridis dan kesehatan terkait bahaya narkotika. Kepala BNNK Banyuwangi, Kombes Pol Faisol Wahyudi, S.I.K, memaparkan data Indeks Kawasan Rawan Narkoba (IKRN) 2024 yang menunjukkan 17 desa/kelurahan masuk dalam kategori waspada. “Angka ini belum termasuk penangkapan yang dilakukan di luar Polresta. Situasi ini menunjukkan Banyuwangi dalam status siaga tinggi terhadap ancaman narkoba,” ujarnya.
Mantan Kepala BNNK Palu itu juga menjelaskan program kerja BNNK Banyuwangi seperti pembentukan desa bersinar, penguatan ketahanan keluarga, deteksi dini, dan pelibatan penggiat anti-narkoba dari berbagai komunitas.
Sementara itu, Ipda Abdul Gofur, S.H, Kanit 1 mewakili Satresnarkoba Polresta Banyuwangi, menyampaikan peningkatan kasus narkoba berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009. “Kecamatan Bangorejo yang sebelumnya zona merah, kini berubah menjadi zona hitam. Dengan demikian menyusul 5 kecamatan sebelumnya yang sudah berstatus zona hitam, yaitu Muncar, Srono, Banyuwangi, Kalipuro dan Kalibaru. Ini bukti bahwa peredaran narkoba terus bergerak dan harus dihadapi dengan langkah lebih agresif,” tegasnya.
Di sisi lain, dari aspek kesehatan, dr. Yos Hermawan, mantan Ketua IDI Banyuwangi periode 2016-2022, mewakili Dinas Kesehatan Banyuwangi, menekankan dampak kecanduan yang ditimbulkan oleh narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
“Sekarang ini sudah ditemukan 643 jenis narkoba baru secara global, 53 di antaranya terdeteksi di Indonesia. Ini jadi tantangan besar bagi dunia medis dan masyarakat,” terang dokter yang saat ini sebagai Kepala Puskesmas Gambiran.
Seminar berlangsung interaktif, dipandu oleh Hakim Said, S.H., Ketua Yayasan Anti Narkoba Lapor Pulih Sehat Sejahtera (YAN-LPSS), yang juga bertindak sebagai moderator. “Pemuda harus berani ambil peran. Kalau bukan kita yang menolak narkoba, siapa lagi ? Edukasi dan keberanian melapor adalah langkah awal,” suluknya dalam sesi penutup.
Sorotan penting datang dari Drs. H. Saeroji, M.Ag., Kepala MAN 2 Banyuwangi, sekaligus Ketua MWC NU Kecamatan Bangorejo, yang menjadi audiens kehormatan. Ia mendesak adanya kebijakan tegas dari pemerintah . “Sudah saatnya pemerintah mewajibkan tes urine bagi calon siswa saat PPDB. Ini bukan sekadar pencegahan, tetapi penyelamatan generasi. Kondisi Banyuwangi sudah sangat darurat narkoba, bahkan bisa dikatakan bencana narkoba !,” ujarnya lantang.
Seminar ini dihadiri peserta dari kalangan mahasiswa hingga siswa SLTA. Tiga audiens aktif dari peserta ikut berdialog langsung dengan narasumber, menandakan antusiasme dan keprihatinan publik terhadap isu narkotika yang makin mengancam generasi muda.(Red)
0 Komentar