Bondowoso, kompasgrups.com– Di balik cadar yang menutupi wajahnya, Mawar (nama samaran) menyembunyikan air mata keputusasaan. Pernikahan yang sudah di depan mata, impian yang dirajut sejak lama, kini terancam hancur berkeping-keping. Gara-garanya? Ulah sekelompok oknum di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Bondowoso yang diduga bermain mata dengan "mafia dokumen".
Mawar, seorang gadis desa dari pelosok Pujer Baru, hanya ingin mau menikah dengan tenang. Namun, kebahagiaan itu terasa begitu jauh ketika ia harus berhadapan dengan oknum pegawai birokrasi yang diduga mafia dokumen. Persyaratan nikah yang diminta oleh Kantor Urusan Agama (KUA) mengharuskan adanya perubahan data pada KK dan KTP ibunya. Sebuah urusan yang seharusnya mudah, berubah menjadi mimpi buruk yang tak berkesudahan.
" Saya mau menikah tinggal berapa hari lagi, tapi persyaratannya kurang, tinggal menunggu KK dan ktp orang tua, tetapi kenapa dipersulit, sedang kemaren cuma butuh surat kematian almarhum bapak," Keluh dia dengan suaranya bergetar menahan tangis.
Setiap hari, Mawar harus menempuh perjalanan panjang dan melelahkan dari rumahnya ke kantor Disdukcapil. Dengan berbekal uang seadanya, ia berharap bisa segera menyelesaikan urusan dokumennya. Namun, setiap kali tiba di sana, ia selalu disambut dengan alasan yang sama: berkas kurang lengkap.
"Katanya, ada kesalahan pada nama ibu saya. Padahal, semua dokumen sudah lengkap. Surat keterangan dari desa juga sudah ada. Tapi mereka tetap saja menolak," ujar Mawar
Sontak, dunia Mawar terasa runtuh. Ia yang hanya seorang gadis desa, tidak punya uang, tidak punya koneksi, harus berhadapan dengan praktik mafia dokumen yang menggurita. Pernikahan impiannya kini berada di ujung tanduk.
Kisah Mawar adalah potret buram pelayanan publik di Indonesia, di mana masyarakat kecil seringkali menjadi korban ulah oknum pegawai birokrasi yang tidak manusiawi.
Semoga saja, masih ada secercah harapan bagi Mawar, agar ia bisa menemukan kebahagiaannya di tengah badai yang menerpanya.
Namun sayangnya, hingga pemberitaan ini tayang pihak KUA Maesan maupun Dukcapil Bondowoso belum dapat dikonfirmasi.
(saif/tim)

