Jombang,KOMPASGRUPS.com–Sebagai bentuk komitmen nyata dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjalin sinergi strategis dengan lembaga pendidikan keagamaan. Salah satu wujud konkret dari sinergi ini adalah pelaksanaan kegiatan tanam jagung serentak di lahan milik Pondok Pesantren Tebuireng, yang berlokasi di Desa Jombok, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Selasa, 6 Agustus 2025.
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo, yang hadir mewakili Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Dalam sambutannya, Komjen Dedi menegaskan bahwa Polri tidak hanya berperan menjaga keamanan, tetapi juga siap menjadi motor penggerak pembangunan di sektor pangan, melalui kerja sama lintas sektor dan kolaborasi dengan pondok pesantren.
“Alhamdulillah, hari ini kita bersama-sama menanam jagung di lahan seluas 10 hektare milik Pondok Pesantren Tebuireng, sebagai bagian dari total 1.717,16 hektare lahan binaan Polda Jatim dan 509,53 hektare dari pondok pesantren di Jawa Timur. Ini adalah bagian dari target nasional 1 juta hektare lahan jagung,” ujar Komjen Dedi dalam pernyataan resminya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pejabat tinggi dari Mabes Polri, antara lain:
Irjen Pol. Anwar, S.I.K., M.Si (Asisten Kapolri bidang SDM),
Irjen Pol. Dr. H. Sandi Nugroho, S.I.K., S.H., M.Hum (Kepala Divisi Humas Polri),
Brigjen Pol. Dr. Pasma Royce, S.I.K., M.H (Wakapolda Jatim),
Kolonel INF Batara Alex Bulo (Danrem 082/CPYJ Mojokerto), serta sejumlah Pejabat Utama Polda Jatim.
Kedatangan rombongan Irwasum Polri disambut hangat oleh Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan, S.H., S.I.K., CPHR, jajaran Forkopimda Jombang, serta Pengasuh Ponpes Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin). Tidak ketinggalan, tokoh agama dan perwakilan instansi terkait juga turut serta dalam momentum penuh semangat tersebut.
Program tanam jagung serentak ini bertujuan untuk:
-Mengurangi ketergantungan impor pangan, khususnya jagung,
-Mengoptimalkan lahan-lahan produktif milik pondok pesantren dan komunitas keagamaan,
-Membangun kemandirian pangan berbasis masyarakat,
-Meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui sektor pertanian.
Selain itu, program ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi para santri untuk memahami pentingnya kontribusi terhadap ketahanan pangan dan pembangunan nasional.
Penanaman dilakukan secara simbolis di lahan seluas 10 hektare menggunakan bibit jagung varietas Bhayangkara, yang dikembangkan khusus untuk mendukung produktivitas tinggi. Selain penanaman fisik di lokasi, kegiatan ini juga dilaksanakan secara virtual dan serentak di berbagai wilayah di Indonesia oleh jajaran Polres di seluruh Nusantara.
Data terakhir menyebutkan bahwa hingga Kuartal III tahun 2025, sekitar 440.000 hektare lahan telah ditanami jagung. Dari angka tersebut, 330.000 hektare berasal dari kawasan perhutanan sosial, berkat kolaborasi aktif Polri dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pondok pesantren dipilih sebagai mitra strategis karena memiliki basis komunitas yang kuat dan luas. Selain menjadi pusat pendidikan agama, pesantren juga dinilai mampu menjadi motor penggerak kemandirian ekonomi masyarakat, termasuk di bidang pertanian.
KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) selaku pengasuh Ponpes Tebuireng menyambut baik inisiatif ini. Ia menyampaikan bahwa kerja sama seperti ini selaras dengan semangat pesantren untuk tidak hanya fokus pada pendidikan keagamaan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat.
“Pesantren hari ini harus hadir sebagai agen perubahan. Kami sangat mendukung program Polri ini, karena dapat membangun kesadaran santri dan masyarakat tentang pentingnya swasembada pangan,” ujar Gus Kikin.
Dengan semangat gotong royong dan sinergi lintas lembaga, kegiatan tanam jagung serentak yang digagas oleh Polri bersama Pondok Pesantren Tebuireng menjadi bukti nyata bahwa ketahanan pangan bukan hanya urusan pemerintah pusat, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen bangsa.
Langkah ini menjadi cerminan kepemimpinan transformasional Polri, yang adaptif terhadap kebutuhan zaman dan responsif terhadap tantangan nasional, termasuk tantangan di bidang pangan.(Zafin)