Banyuwangi, kompasgrups.com– Aset negara berupa tebu di PTPN 1 Regional 4 Perkebunan Glenmore terancam menjadi tumpukan sampah bernilai nol akibat skandal kelalaian yang mencoreng nama baik perusahaan. Panen tebu yang seharusnya menjadi sumber devisa, kini justru terbengkalai di ladang akibat minimnya armada pengangkut hingga berhari-hari. Kamis (28/8/2025)
Ironisnya, kondisi ini diduga kuat akibat pembiaran yang dilakukan oleh pihak PTPN 1 regional 4 glenmore sendiri. Pemenang tender pengangkutan tebu hanya menyediakan satu unit greber di wilayah area kebun besaran dan kebun sumbermanggis yang jelas-jelas tidak mampu mengimbangi volume panen. Akibatnya, ribuan ton tebu menumpuk, mengering, dan akan kehilangan kadar gulanya.
Dari keterangan salah seorang penembang mangaku bahwa memang greber di area sini hanya satu unit, sehingga mesti antri untuk pengakutannya.
“Greber nya memang hanya satu unit kok mas, sementara hasil tebang sudah bayak, bukan hanya 1 atau 2 hektar melainkan puluhan hektar tebu yang masih belum terangkut, akhirnya kami juga yang di rugikan. Kerena jika tidak terangkut maka kami juga tidak segera menerima upah. Padahal kami hanya mendapatkan Rp 50.000.00 per ton nya," Terang E salah seorang penebang tebu.
Dalam kondisi tebu yang mulai mengering tersebut pun mendapatkan respon serius dari aktivis banyuwangi.
"Ini bukan lagi masalah kelalaian, tapi sabotase! Aset negara dihancurkan secara sistematis," ujar Abi Arbain
Ia menambahkan, kerugian akibat penurunan kualitas tebu ini bisa mencapai miliaran rupiah.
Dugaan adanya Skandal Tebu Glenmore ini menjadi tamparan keras bagi manajemen PTPN 1 Regional 4 Glenmore,
“Publik menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset negara. Jika tidak ada tindakan tegas, bukan tidak mungkin kasus ini akan menyeret nama-nama besar ke ranah hukum. Jangan biarkan aset negara terus membusuk, sementara para petinggi hanya bisa menutup mata dan telinga."ungkap Abi Arbain.
hingga berita ini muat, pihak perkebunan maupun Vendor belum dapat di konfirmasi.(Red)