BANYUWANGI,KOMPASGRUPS.com– Warga Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, dihebohkan dengan kondisi Jalan Gintangan Bomo RT 02 RW 02 yang baru saja selesai dibangun, namun aspalnya sudah mulai mengelupas dan rusak di beberapa titik. Proyek yang menelan anggaran daerah hampir Rp 200 juta ini, kini menjadi sorotan tajam masyarakat dan memunculkan dugaan adanya kualitas pengerjaan yang buruk.
Berdasarkan papan informasi proyek, pembangunan Jalan Gintangan ini merupakan bagian dari kegiatan PPK-25.172 BM.AM.129.25 yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (DPU- CKPP) Kabupaten Banyuwangi. Proyek dengan Nomor SPK 600/808164.PPK-25.172/429.115/PK.BM/2025 ini didanai oleh APBD Tahun Anggaran 2025 dengan nilai kontrak fantastis, mencapai Rp 195.713.000,-. Waktu pelaksanaannya sendiri tercatat selama 120 hari, dan dikerjakan oleh CV. Tunggal Cipta Djaya. Rabu (24/9/2025)
"Jalannya ini kan baru selesai, belum lama. Tapi kok sudah banyak yang brodol aspalnya. Kalau begini terus, tidak akan tahan lama. Uang rakyat ratusan juta kok hasilnya begini," keluh AST salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan Jati diri nya dengan jelas.
Kondisi aspal yang mulai mengelupas dan berlubang ini sangat disayangkan, mengingat besarnya anggaran yang digelontorkan serta harapan masyarakat akan infrastruktur jalan yang berkualitas. Dugaan kuat mengarah pada penggunaan material yang tidak sesuai standar atau proses pengerjaan yang terburu-buru dan tidak memenuhi spesifikasi teknis.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengawasan proyek oleh pihak terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banyuwangi. Bagaimana proyek dengan nilai kontrak hampir dua ratus juta rupiah bisa lolos pengawasan dengan kualitas yang meragukan?
Masyarakat mendesak agar pihak berwenang segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap proyek pembangunan Jalan Gintangan ini.
“Penting untuk memastikan apakah ada kelalaian atau bahkan indikasi penyimpangan dalam pengerjaan proyek, sehingga anggaran daerah benar-benar dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan publik, bukan malah menghasilkan infrastruktur yang cepat rusak. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap proyek-proyek pembangunan di Banyuwangi." Pungkas Warga tersebut. (Atmaja/red)