-->

Food

Iklan

“Toean Markoen”: Teater Api Indonesia Hadirkan Adaptasi Mesin Hamlet sebagai Kritik Kapitalisme dan Dehumanisasi

Selasa, Oktober 07, 2025, 4:20:00 PM WIB Last Updated 2025-10-07T09:20:36Z

Jombang,Kompasgrups.com-Teater Api Indonesia (TAI) sukses mementaskan karya teater bertajuk “Toean Markoen” pada Minggu, 5 Oktober 2025 di Gedung Kesenian Jombang, pukul 19.30 WIB. Pertunjukan ini merupakan adaptasi dari naskah legendaris “Hamletmaschine” (Mesin Hamlet) karya dramawan Jerman Timur, Heiner Müller, yang dikenal sebagai karya avant-garde dengan kritik sosial-politik yang tajam.


Naskah “Hamletmaschine” ditulis pada tahun 1977 sebagai reinterpretasi kritis terhadap drama klasik “Hamlet” karya William Shakespeare. Müller memecah konflik batin Hamlet menjadi enam bagian simbolik, menggambarkan pergolakan sosial, ideologi, dan dehumanisasi masyarakat modern. Dalam adaptasinya, TAI mengaitkan kritik Müller dengan kondisi sosial-politik Indonesia kontemporer, terutama isu industrialisasi, kapitalisme, eksploitasi sumber daya alam, dan hilangnya keadilan sosial.


Sejak awal pertunjukan, penonton disambut suasana remang berwarna jingga kemerahan. Panggung dihiasi properti industrial berupa seng bergelombang menyerupai cerobong asap dengan coretan cat vandal, serta bendera merah dan jingga bergambar tengkorak. Sirine keras dan asap tebal membuka pertunjukan, menciptakan kesan teror industrial yang menekan kesadaran penonton.


Simbol-simbol ini menegaskan pesan bahwa manusia dalam sistem industri modern telah direduksi menjadi bagian dari mesin besar, kehilangan kebebasan dan kesadaran diri.


“Toean Markoen” menghadirkan simbolisasi peradaban yang serakah dan sistem industri yang merendahkan martabat manusia. Pertunjukan ini menyoroti problem kapitalisme yang mendorong eksploitasi tenaga kerja, penggusuran masyarakat, serta kerusakan lingkungan akibat industrialisasi tak terkendali.


Melalui bahasa teater yang kuat dan simbolik, TAI menyerukan pentingnya kesadaran kolektif dan perubahan sosial. Pementasan ini menjadi ruang refleksi bagi masyarakat untuk memahami kembali kemanusiaan yang perlahan hilang di tengah kemajuan teknologi dan sistem ekonomi modern.


Dalam konteks kehidupan modern yang didominasi algoritma dan teknologi digital, TAI mengingatkan bahwa manusia kini seperti terperangkap dalam “mesin peradaban” yang efisien namun mengasingkan. Seperti Hamlet dalam konflik batinnya, manusia modern menjadi bagian dari sistem raksasa tanpa ruang untuk mengenali jati diri.


Pertunjukan “Toean Markoen” mengajak penonton menekan tombol ‘pause’ dalam kehidupan mereka, mendengar kembali detak hati, dan menemukan makna hidup yang lebih dalam. Ini menjadi panggilan kolektif untuk mengembalikan nilai kemanusiaan yang tergerus oleh industrialisasi dan kapitalisme global.


Teater Api Indonesia adalah kelompok teater yang aktif mengembangkan karya eksperimental dengan fokus pada isu-isu sosial, politik, dan budaya kontemporer. Melalui pertunjukan yang simbolik dan kritis, TAI berkomitmen menghadirkan karya teater yang menggugah kesadaran publik dan mendorong perubahan sosial.(Zafin)

Komentar

Tampilkan

  • “Toean Markoen”: Teater Api Indonesia Hadirkan Adaptasi Mesin Hamlet sebagai Kritik Kapitalisme dan Dehumanisasi
  • 0

Terkini

Music