Jombang,KOMPASGRUPS.com—Kabar duka kembali menyelimuti keluarga besar tenaga honorer Kategori 2 (K2) di Kabupaten Jombang. Salah satu sosok yang dikenal gigih memperjuangkan hak-hak tenaga honorer, Nina Puspita Larasati, tutup usia akibat komplikasi penyakit diabetes. Ia menghembuskan napas terakhir pada Selasa (15/7/2025) sekitar pukul 18.00 WIB di Rumah Sakit Kristen Mojowarno, Jombang.
Kabar meninggalnya Nina dikonfirmasi langsung oleh Ketua Forum Honorer K2 Jombang, Ipung Kurniawan, saat ditemui wartawan pada Rabu (16/7/2025) pagi. Ipung menyampaikan, kepergian Nina membawa duka mendalam tidak hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi seluruh rekan-rekan tenaga honorer di Jombang.
Nina merupakan tenaga honorer K2 yang telah mengabdi bertahun-tahun di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang. Ia dikenal sebagai pribadi yang tangguh, vokal, dan selalu berada di barisan depan dalam memperjuangkan hak-hak para honorer, baik dalam aksi unjuk rasa, audiensi dengan pejabat pemerintah, hingga rapat-rapat forum.
Perjuangannya yang konsisten membuahkan hasil pada tahun 2024, ketika ia akhirnya lolos seleksi dan resmi diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Meski telah berstatus PPPK, semangat solidaritasnya tidak pernah pudar. Nina tetap aktif hadir dalam berbagai kegiatan forum honorer untuk memberikan dukungan moral kepada teman-teman seperjuangannya yang belum mendapatkan kejelasan status.
Menurut penuturan Ipung, informasi tentang meninggalnya Nina pertama kali diterima pihak Forum Honorer K2 Jombang pada Selasa malam, beberapa jam setelah keluarga menyampaikan kabar duka. Sejak beberapa hari sebelumnya, Nina memang telah menjalani perawatan intensif di RSK Mojowarno akibat komplikasi penyakit diabetes yang sudah lama ia derita.
“Beliau memang sudah lama mengidap diabetes. Belakangan kondisinya menurun cukup drastis hingga harus dirawat di rumah sakit. Kami sempat menjenguk beberapa waktu lalu, dan beliau masih sempat berpesan agar kami jangan menyerah,” ungkap Ipung.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Nina dibawa pulang ke rumah duka di kampung halamannya. Sejak malam itu, rumah duka dipenuhi pelayat dari keluarga besar, kerabat, rekan kerja, dan para anggota forum honorer yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Prosesi pemakaman dilaksanakan pada Selasa malam juga, di pemakaman keluarga.
Nina dikenal sebagai salah satu simbol perlawanan dan perjuangan tenaga honorer K2 di Jombang. Keberaniannya bersuara lantang bahkan ketika situasi sulit, sikap pantang menyerah meski sering mendapat tekanan, serta solidaritas yang ia tunjukkan kepada rekan-rekannya membuat sosoknya dihormati dan dijadikan teladan.
“Beliau selalu hadir di garis depan, bahkan ketika hujan deras mengguyur saat aksi di kantor bupati dulu. Semangatnya luar biasa,” kata salah satu rekan honorer yang hadir di rumah duka.
Kepergian Nina menambah daftar panjang tenaga honorer K2 di Jombang yang meninggal dunia sebelum sempat menikmati hasil pengabdian mereka secara penuh. Sebagian besar dari mereka sudah berusia lanjut dan rentan terhadap penyakit. Hal ini menjadi pengingat bagi pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan status para honorer yang masih menggantung hingga kini.
“Harapan kami pemerintah lebih memperhatikan nasib tenaga honorer K2 yang tersisa, yang sampai hari ini belum jelas statusnya. Jangan sampai ada korban-korban berikutnya yang meninggal sebelum bisa menikmati hasil pengabdiannya dengan status yang layak,” pungkas Ipung.
Pihak keluarga hingga saat ini belum memberikan keterangan detail mengenai riwayat penyakit yang diderita Nina. Namun mereka memastikan bahwa almarhumah wafat akibat komplikasi diabetes yang sudah lama ia perjuangkan dengan sabar.
Kepergian Nina Puspita Larasati menyisakan duka yang mendalam dan menjadi pengingat bahwa perjuangan honorer bukan hanya soal hak administratif, tetapi juga tentang penghormatan terhadap pengabdian dan kemanusiaan mereka. Semoga semangat dan pengorbanan almarhumah menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap nasib tenaga honorer yang masih berjuang.
“Kami semua berdoa semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujar Ipung menutup wawancara.(Zafin)
0 Komentar