-->

Food

Iklan

Kisah Pilu Korban Al Khoziny Tiga Hari Dibawah Reruntuhan Beton, Cerita Kepada Wabup Mimik Idayana

Jumat, Oktober 03, 2025, 7:34:00 AM WIB Last Updated 2025-10-03T00:34:18Z

 

(Foto Korban dan dan Wabup Sidoarjo yang menjadi topik pemberitaan) 

SIDOARJO, KOMPASGRUPS.COM - Suara lirih terdengar dibalik gorden ruang rawat inap RSUD Notopuro Sidoarjo. Baru saja, Kabupaten Sidoarjo dirundung nestapa, dimana, Pondok pesantren yang umurnya sudah ratusan tahun, yang telah melahirkan ribuan tokoh nasional dan da'i kondang mengalami musibah, bangunan musholla tiga lantai yang baru saja dilakukan pengecoran dak, ambruk.


Kala itu, ratusan santri sedang menunaikan ibadah sholat ashar (29/9). Di balik gorden ruang rawat inap RSUD Notopuro, ada yang merintih kesakitan dengan suaranya yang lirih seakan lemah tak berdaya, sembari meneteskan airmata. Dia adalah Saifurrozi, siswa kelas 3 SMP Ponpes Al Khoziny, Rozi (panggilannya-red), harus kehilangan kaki kanannya di atas mata kaki hingga telapak, karena harus diamputasi oleh tim dokter RSUD Notopuro. Sebab, tulang kaki kanan Rozi dibagian betis bawah hingga telapak remuk terhimpit oleh reruntuhan beton musholla yang ambruk.


Diruangan itu Rozi tidak sendiri, melainkan bersama 4 orang rekannya sesama korban bangunan ambruk, Ponpes Al Khoziny. Dia bersama M. Zainal abidin, asal Surabaya, siswa kelas 2 SMA, Tofan putra Sadewa, asal Dupak pasar baru, Surabaya, siswa baru Ponpes Al Khoziny dan Rohmatulloh, pelajar kelas 2 SMA Ponpes Al Khoziny.


Cerita polos Rozi kepada Wabub Mimik Idayana


Disela-sela kesibukannya, Kamis ((2/10) Wabup Mimik Idayana masih menyempatkan diri menjenguk korban bangunan ambruk Ponpes Al Khoziny di RSUD Notopuro, saat masuk diruangan Rozi, dengan polosnya Rozi mengutarakan keluhannya pada orang nomor dua di Sidoarjo itu. Meski baru saja ketemu, namun, Rozi tidak segan untuk menyampaikan apa yang dirasakan saat ini. Ini menandakan Wabup Mimik sangat dekat dengan masyarakat Sidoarjo.


"Kaki saya yang habis dioperasi sakit banget Bu, minta tolong sampean panggilkan dokter," keluhnya dengan suara lirih.


Mendengar rintihan itu, Wabup Mimik langsung memeluk erat-erat tubuh mungil Rozi, meski harus menyembunyikan linangan air matanya, Wabup tetap memberi semangat kepada Rosi.


"Rozi harus tetap kuat dan semangat, masa depanmu masih panjang nak. Kalau sembuh, Rozi minta dibeliin apa ? Ujar Wabup, sembari memegangi sedotan air minum pada mulut Rozi.


"Saya mau kaki palsu dan sepatu baru Bu," jawab Rozi, siang itu, suasana diruang rawat inap RSUD Notopuro berubah, ibu Rozi yang tepat berada disamping Wabup Mimik terdiam seribu bahasa.


Didepan Mak Mimik, Rozi juga bercerita terjebak di reruntuhan bangunan itu selama tiga hari.


"Waktu itu saya dan teman-teman sedang melaksanakan sholat Ashar, tiba-tiba terdengar suara kretek-kretek terus ada guncangan kayak gempa gitu. Setelah itu gelap, saya tidak ingat, kayak tidur, selama beberapa hari tertimpa reruntuhan beton itu tidak sakit, ya kayak tidur gitu," ungkap Rozi.


"Tahu-tahu saya sadar, saat di evakuasi dan di bawa masuk ke ambulance," lanjut Rozi.


Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rohmatulloh, sesama korban bangunan ambruk Ponpes Al Khoziny, dia senasib dengan Rozi, kalau Rozi harus merelakan kehilangan kaki kanannya. Rohmatulloh harus merelakan tangan kirinya dari siku hingga jari, karena harus diamputasi dokter. Menurut orang tua Rohmatulloh kepada Wabup Mimik. Rohmatulloh sempat putus asa karena harus kehilangan tangannya.


"Kemarin itu Rohmatulloh sempat patah semangat, dia tidak PD ( percaya diri) hanya punya satu tangan Bu," ujar orang tua Rahmatullah.


"Rohmatulloh harus tetap semangat, sudah makan, makan yang banyak ya, agar cepat sembuh," kata Wabup Mimik memberi semangat.


Reporter : Irwan

Komentar

Tampilkan

  • Kisah Pilu Korban Al Khoziny Tiga Hari Dibawah Reruntuhan Beton, Cerita Kepada Wabup Mimik Idayana
  • 0

Terkini

Music